Reflektif

Kupindai wajah-wajah di sekelilingku, mencerna ekspresi para pelanggan yang sedang menikmati makan malam. Adakah kesedihan dan kebohongan di balik senyum, make up dan lipstik itu? Sebagian besar terlihat sempurna dan bahagia, tampak hidup. Sementara aku hanya zombie, sampai malam berakhir, sampai tahun yang melelahkan ini berganti. Atau… Atau mungkin untuk selamanya.

Love

More than three years ago, I met you. And this is the first artwork I created for us.

Naga Story

See the rest of the illustrations (there are six of them) here! by I.B.G. Wiraga, watercolor.

Aura #3

Part 2 “Aura menangis di kamar,” kata Marin, duduk di ruang tengah bersama ibunya. “Ia tak menemukan diarinya di manapun.” “Dia menghilangkannya?” “Kurasa terjatuh di sekitar mall,” sahut Marin mendesah. “Kami sudah mengecek ke sana tadi siang, dan tak menemukannya.”

Potret

(Reposted. Cerpen lama, tahun 2009 kurasa. Kisah macam ini mungkin sudah pernah diceritakan orang-orang lain, tapi aku dulu merasa harus menulis juga.) Puluhan wajah familiar bertebaran di sekeliling saat aku melangkah di koridor menuju ruang keluarga. Foto-foto bersejarah dalam pigura kayu menempel di sepanjang tembok putih berdebu, banyak terserang jamur dan pudar digerogoti waktu. Aku…

Aura #2

Part 1 Pria itu melangkah melewati batang-batang pepohonan tinggi dan rapat. Udara dingin sore hari menyelinap ke balik jaketnya, giginya bergemeletuk. Hutan bertambah lebat saja di matanya, ia tak ingat bagaimana bisa sampai di tempat itu. Ia hanya yakin, bahwa teman-teman seperjalanan menyuruhnya mencari kayu bakar untuk api unggun nanti malam, namun rupanya ia melangkah…

Aura #1

“Mama gak mungkin cuma membiarkannya di dalam kamar, kan?” ujar gadis itu, mengikat rambutnya yang dicat warna-warni. “Dia bisa mati di dalam sana tanpa seorang pun tahu!” Wanita tua itu sibuk dengan pekerjaan jahitan, hanya itu yg dilakukannya sepanjang lima jam ini. Marin mengamatinya sedang berusaha memasukkan benang ke dalam jarum dengan tangan gemetar. Kaca…

Memori Kunang-kunang

Adi mengenyakkan diri di kursi tempat sang kakek duduk sepanjang sore hingga malam menjelang. Ladang jagung di depan rumah diliputi kegelapan dengan suara-suara nyanyian malam tanpa henti. Tak terasa seminggu sudah Adi menghabiskan liburannya di rumah itu. Rumah yang mengingatkannya akan masa-masa yang hangat dan menyenangkan. “Bagaimana keadaanmu, Adi?” tanya sang kakek lembut. Jika ada…